Thursday, 18 September 2014

ISTERI TELADAN DARI ZAMAN KHALIFAH AL-MANSYUR


ISTERI TELADAN DARI ZAMAN KHALIFAH AL-MANSYUR

Ada sebuah kisah menarik tentang hal kesabaran seorang isteri. Pada zaman Khalifah Al-Manshur, salah seorang menterinya, Al-Ashma’i, melakukan perburuan. Karena terlalu asyik mengejar haiwan buruan, dia terpisah dari kelompoknya dan tersesat di tengah padang sahara.

Ketika rasa haus mulai mencekiknya, di kejauhan dia melihat sebuah kemah. Terasing dan sendirian. Dia memacu kudanya ke arah sana dan mendapati seorang penghuni wanita muda dan jelita. Dia meminta air. Wanita itu berkata, “ Ada air sedikit, tetapi aku persiapkan hanya untuk suamiku. Ada sisa minumanku. Kalau engkau mau, ambillah.”

Tiba-tiba wajah wanita itu tampak siaga. Dia memandang kepulan debu dari kejauhan. “ Suamiku datang,” katanya. Wanita itu kemudian menyiapkan air minum dan kain pembersih. Lelaki yang datang itu lebih sesuai jika disebut “bekas manusia”. Seorang tua yang hodoh dan menakutkan. Mulutnya tidak henti-hentinya mengherdik isterinya. Tidak satu pun perkataan keluar dari mulut perempuan itu. Dia membersihkan kaki suaminya, menyerahkan minuman dengan khidmat, dan menuntunnya dengan mesra masuk ke kemah.

Sebelum pergi, Al-Ashma’i bertanya kepada wanita itu, “ Engkau muda, cantik, dan setia. Kombinasi yang jarang sekali terjadi. Mengapa engkau korbankan dirimu untuk melayani lelaki tua yang berakhlak buruk?”

Jawaban wanita itu mengejutkan Al-Ashma’i. Perempuan tersebut berkata, “ Rasulullah (SAW)bersabda bahwa agama itu terdiri dari dua bagian : SYUKUR dan SABAR. Aku bersyukur karena Allah telah menganugerahkan kepadaku usia muda, kecantikan, dan perlindungan. Dia membimbingku untuk berakhlak baik. Aku telah melaksanakan setengah agamaku. Kerana itu, aku ingin melengkapi agamaku dengan setengahnya lagi, yakni bersabar.”

Keberadaan para isteri sebagai partner suami menuntut isteri untuk bersabar dalam segala hal. Rasulullah SAW bersabda, “ Orang muslim jika dia bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguannya, maka dia lebih baik daripada orang muslim yang tidak mau bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguannya.” (HR. At-Tirmidzi: 2431)


MASYA'ALLAH....


No comments:

Post a Comment