Wednesday, 31 December 2014

SATU DALAM RASA

Dini nan dingin
sepi
tanpa kata
hanya
hati
jiwa dan roh bersatu
dalam rasa
dalam mimpi
atau jaga
tetap serupa


JADILAH SEPERTI LEBAH




Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).” 
(Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)

Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peranan dan tugas apa pun yang dia pikul akan selalu membawa manfaat dan maslahat(kebaikan) bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., “Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.”

Untuk menjadikan kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera sangat memerlukann manusia-manusia seperti itu. Dalam keadaan apa sekalipun, dia akan membuat yang terbaik; apa pun peranan dan tugas yang diberikannya, dia akan menjadi manusia dan keadaan di sekelilingnya menjadi bahagia dan sejahtera.

Maka, sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah.

Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt. seperti yang Dia firmankan, “Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 68-69)

Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang mukmin, contohnya seperti ini:
Hinggap di tempat yang bersih dan menghirup apa hanya yang bersih sahaja.


Lebah hanya hinggap di tempat-tempat terpilih sahaja. Lebah sangat jauh berbeza dengan lalat. Lalat sangat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih yang mengandungi bahan madu atau nektar.

Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:

Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168)

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157)

Mengeluarkan yang bersih.
Siapa yang tidak tahu madu lebah. Semuanya tahu bahawa madu mempunyai khasiat yang banyak untuk kesihatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Lebah sangat kaya dengan kebaikan,sedangkan dari organ tubuh pada binatang lain, mereka hanya mengeluarkan sesuatu yang menjijikkan.


Begitu juga seorang mukmin, kita haruslah menjadi manusia yang produktif dengan kebaikan. “Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan (khair), supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)

Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu” (irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.

Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.

Tidak pernah merosakkan.
Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merosak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan kerosakan dalam apa-apa hal sekalipun: baik secara fizikal mahupun tidak.. Bahkan dia melakukan pembaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu.

Bekerja keras
Lebah adalah pekerja yang bekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras?

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Alam Nasyrah: 7)

Kerja keras dan semangat pantang berundur itu lebih-lebih lagi dituntut lagi dalam menegakkan keadilan. Karena, meskipun memang ramai manusia yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia –kecuali yang mendapat rahmat Allah– tidak suka jika dirinya rugi dalam menegakkan keadilan.

Bekerja secara jamaah dan tunduk pada satu pimpinan
Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman.

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 4)

Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu
Lebah tidak pernah memulakan serangan. Ia akan menyerang hanya manakala apabila terasa diganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.

Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl. 

Wallahu a’lam


Saturday, 27 December 2014

SAMPAN KERTAS



Wahai
tenanglah
sampan kertasku comel
saat kupenuhi muatanmu
dengan impian indah
akan berlepas
melayari warna perairan
beralunan rasa

Saat terbias cahaya lembayung
dan bertembung wajah mentari
yang kian menjingga
luahkan padanya dalam diammu
apa yang ada di dada
di muatanmu, di pundak fikirmu
dari mana asalmu
adakah kamu sendiri tahu?

Norlidar
26.12.2014

Sunday, 21 December 2014

KASIH SAYANG SESAMA MUSLIM : AL HABIB UMAR 28.11.2014

بسم الله الرحمن الرحيم
Terjemahan oleh Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al-Hamid.
Segala puji bagi Allah SWT yang menghimpunkan kita dengan kemuliaan dan anugerah Allah untuk mendapatkan kemuliaan dari Allah.
Nama-nama kamu semua sudah ditulis sebelum perkumpulan kamu di tempat ini, sebelum diciptakan dunia ini, kita semua, nama-nama sudah ditulis oleh Allah SWT untuk kami semua duduk bersama dengan kamu di tempat ini.
Adakah anda semua mengetahui kenapa Allah SWT mengumpulkan kita semua? Dan adakah anda semua tahu apa yang Allah inginkan daripada kita sedangkan (sementara), Allah Maha Kaya, dan kita sangat memerlukan kepada Allah. Sesungguhnya Yang Kaya dan Pemurah itu tidak memanggil kecuali untuk memberi pemberian daripada-Nya. Semoga Allah SWT memberikan kepada kita pemberian yang terbesar pada malam hari ini, dan memberikan kita anugerah kesungguhan untuk menumpukan matlamat kepada Allah SWT.
Dan marilah kita bersama-sama merenungkan sifat yang disifatkan kepada orang-orang yang beriman dan juga telah dijanjikan pemberian kepada mereka oleh Allah dan Allah tiada memungkiri janji-Nya.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, mereka antara satu dengan yang lain adalah saling kasih mengasihi dan tolong-menolong.” Dan dengan kadar ketinggian keimanan kita kepada Allah SWT, maka kamu hendaklah mengasihi kepada orang-orang beriman, dan kamu menaburkan kasih kepada yang tidak beriman agar beriman dan terselamat dari neraka.
Dan tidak terjadi kelemahan dalam diri kita untuk memberi kasih sayang pada orang beriman dan memberi kasih sayang pada orang tak beriman, melainkan (maka ini) disebabkan kelemahan iman yang ada. Moga-moga Allah memberi anugerah kepada kita akan hakikat keimanan.
Dan dalam membincangkan tentang mengasihi kepada orang-orang beriman ini diperlukan dari kita kesedaran dan kefahaman. Sesungguhnya mereka itu di sisi Allah SWT mempunyai pelbagai darjat dan juga kedudukan. Di antara mereka adalah bilamana tidak wujud kasih-sayang itu akan menjadi kufur, wal iya zubillah, kedudukan yang tinggi seperti itu ialah kedudukan para anbiya dan mursalin. Dan juga orang-orang yang hampir dan dekat dengan Allah SWT, yang mana dikatakan membenci kepada mereka itu sifat kemunafikan, sepertimana mereka itu ialah orang-orang Ansar, dan juga mereka terdahulu memeluk kepada ugama Islam daripada kaum Muhajirin. Dan kita membaca dalam hadis sahih Bukhari dan Muslim, cerita-cerita dan sifat-sifat tentang mereka. Di antaranya ialah tanda keimanan ialah kasih kepada orang Ansar, dan tanda kemunafikan ialah benci kepada orang Ansar. Barangsiapa yang mencintai mereka akan dicintai oleh Allah Ta’ala, barangsiapa yang membenci kepada mereka akan dibenci oleh Allah. Di antaranya ialah apa yang disabdakan Rasulullah ﷺ tentang Sayyidina Ali – “Tidak mencintai engkau wahai Ali kecuali orang yang beriman dan tidak benci kepada engkau kecuali orang munafik.”
Maka, dikatakan olehnya, “Tidak terangkat pedang aku kepada orang lain untuk ditegakkan kerana Allah SWT, walaupun itu yang dilakukan, melainkan bertambah di dalam diri aku keimanan kepada Allah SWT, dan kasih-sayang kepada Allah SWT dan tidak memberikan makan kepada aku makanan yang dipenuhi minyak samin yang sedap kepada orang munafik melainkan aku bertambah kebencian.”
Dan di antara mereka ada yang dianugerahi keilmuan dan pemahaman di dalam Al-Islam. Dalam hadis Nabi ﷺ bersabda, “Bukan dari golongan kami mereka orang yang tak menghormati orang yang lebih tua, mengasihi yang lebih muda dan menghormati kepada orang yang alim.”
Disabdakan oleh baginda Rasulullah ﷺ setelah memanggil kepada ahli keluarganya, maka dikatakan oleh baginda, “Tidak beriman sesiapa pun yang tidak mengasihi kamu semua kerana kamu adalah kerabat aku.”
Dan di dalam menabur kasih-sayang kepada orang-orang yang beriman, baginda Rasulullah ﷺ bercakap tentang sifat punca kehinaan seseorang adalah dengan merendahkan atau menghinakan orang lain. Di dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda, “Cukup seseorang itu adalah hina bilamana menghina kepada orang lain.”
Dan ini makanya kita dapat melihat kepada golongan-golongan tertentu yang ingin meninggikan darjat kepada sahabat Nabi Muhammad ﷺ, tapi pada masa yang sama, mereka adalah membenci kepada ahli keluarga Rasulullah ﷺ. Dan dengan demikian juga, kamu akan mengetahuiakan kejahilan seseorang yang mengangkat darjat ahli keluarga Rasulullah ﷺ dengan maksud menghina dan merendahkan kepada sahabat Rasulullah ﷺ.
Dan sungguh tidak dikatakan seseorang itu dalam golongan orang-orang nasbin atau nasibi (yakni orang-orang yang membenci kepada ahli keluarga Rasulullah ﷺ), mereka yang mengagungkan dan memuliakan para sahabat Rasulullah ﷺ seperti Sayyidina Abu Bakar.
Dan sungguh tidak digolongkan dalam golongan orang-orang ‘ratibi’, yakni orang-orang yang membenci kepada para as-sahabah bilamana dia mencintai dan menghasihi kepada ahli keluarga Rasulullah ﷺ seperti Sayyidina Ali, Sayyidatina Fatimah Zahra, Sayyidina Hassan, Sayyidina Hussein dan yang lainnya. Dan sungguh bukan termasuk daripada golongan ahli sunnah kepada yang mengasihi kepada sahabat dan membenci kepada ahlul bayt, dan maka ini adalah bukan ahli sunnah dan takkan mencium bau sunnah.
Barangsiapa yang tidak menyakini akan kasih-sayang kepada semua yang disebutkan tadi, sungguh di dalamnya ada kekurangan dalam keimanan, dan apatah lagi untuk menamakan dirinya ahli sunnah.
Dalil-dalil daripada Al-Quran dan juga al-sunnah yang menjadi saksi bahawa orang yang sifatnya seperti itu adalah tidak sempurna imannya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, “Sesungguhnya yang menjadi penolong kepada kamu itu ialah Allah SWT dan Rasul-Nya, dan juga orang-orang beriman dan bersedekah serta mengeluarkan zakat, sementara mereka berada di dalam rukuk.”
Dan panutan dan ikutan kita dalam hal ini ialah Nabi Muhammad ﷺ.Adakah kita dapat menggambarkan yang beliau itu membenci ahli keluarganya sendiri? Atau Nabi Muhammad ﷺ itu tidak suka untuk memuji kepada mereka? Ataukah dapatkah digambarkan kalau Nabi Muhammad ﷺ membenci kepada para sahabat? Ataupun tidak suka untuk mereka itu dipuji?
Kalau ada orang yang merasa berat untuk memuji kepada mereka, orang ini ikut siapa? Akan tetapi adanya orang dan pihak tertentu yang menabur fahaman yang keliru sehingga mengelirukan kepada orang ramai yang mana perbuatan mereka itu yang menimbulkan perkara tidak baik itu adalah termasuk golongan yang telah diberitakan bahawa tanda hampirnya hari kiamat ialah munculnya orang-orang yang mempermainkan dalam nas-nas untuk melakukan perkara yang tidak dibenarkan dalam agama.
Dikatakan bahawasanya apa yang berlaku daripada orang-orang yang mempermainkan agama ini bukan hanya pada zaman ini tapi zaman awal pun sudah ada orang-orang mempermainkan agama dengan dalil yang tidak ditepati dan diantaranya ialah apa yang pernah dikatakan oleh Sayyidina Farazdaq** ketika memuji kepada Sayyidina Ali – “Sesungguhnya agama ini adalah dimulai dengan orang ini (yakni Sayyidina Ali) dan sungguh agama ini daripada rumah orang ini dicapai oleh seluruh umat.” Dan dikatakan juga bahawasanya daripada sumber yang mana mencintai kepada mereka adalah merupakan keimanan dan membenci kepada mereka merupakan sifat kekufuran.
Dan kita merayu kepada Allah supaya Allah membasahi hati kita dengan keimananan yang mantap. Dan akan bangkit daripada majlis ini dalam keadaan hati kita mempunyai kasih sayang kepada semua orang yang beriman. Dan juga akan menguatkan kasih sayang kepada semua orang beriman secara amnya dan khususnya. Mereka yang diistimewakan daripada orang-orang beriman yang perlu dikasihi ialah para anbiya dan mursalin serta ahli keluarga, dan juga mereka para siddiqin, syuhada, dan orang-orang yang soleh. Semoga Allah menghimpunkan kita semua bersama dengan mereka. Amin.
Maka, hendaklah kamu semua mengetahui bahawasanya pegangan kami ini adalah mencintai kepada semua yang disebutkan sebentar tadi dan ini adalah ingin mengingatkan kepada golongan yang ingin menuduh kepada perkara-perkara yang tidak jelas, tidak berasas, bukan kerana kami ingin menunjukkan kemuliaan kami daripada mereka, akan tetapi atas dasar kasih sayang kami kepada mereka, atas dasar ikatan kami dengan mereka, maka kami perlu mengingatkan kepada mereka bahawasanya penghujung daripada kehidupan ini tiada yang mengetahui dalam keadaan apa, itu adalah yang menentukan kebaikan kita nanti bilamana penghujung daripada ajal ini tiba kepada kita.
Ini adalah merupakan satu ingatan bahawasanya kita mengharapkan moga-moga Allah SWT memberikan penghujung daripada kehidupan kita dalam keadaan hati kita ini dipenuhi kasih-sayang kepada orang-orang beriman yang secara khusus dan yang secara am, dan inilah yang kami harapkan dari Allah SWT. Berkata daripada Imam As-Syafie, “Saya ini kasih kepada orang-orang yang soleh walaupun saya tidak termasuk golongan daripada mereka. Harapan saya adalah untuk mendapat syafaat dengan berkat daripada mereka.”
Maka hendaklah kita juga dapat menghiasi diri dengan sifat yang disifatkan Allah Ta’ala dalam Al-Quran nul Kareem iaitu orang-orang beriman itu mengasihi antara satu dengan yang lain. Dan diteruskan sifat orang-orang beriman itu adalah menegakkan kebaikan, kerana ianya disukai Allah dan mencegah perbuatan yang mungkar kerana perkara yang mungkar adalah dibenci oleh Allah. Dan di antara perkara yang baik dan ma’ruf itu adalah perkumpulan kamu semua pada malam ini. Dan di antara perkara-perkara yang mungkar ialah apa yang tersimpan di dalam ‘handphone’ atau kaca tv daripada perkara-perkara yang mungkar – itu bahagian daripada perkara mungkar yang mesti dicegah. Diantaranya ialah membenci kepada orang beriman, atau pun merendahkan walaupun hanya seorang daripada mereka, walaupun hanya seorang daripada mereka, walaupun hanya seorang daripada mereka. Sesungguhnya Allah SWT yang memerhatikan kepada hatinya.
Ya Allah, bersihkan hati kami daripada perkara tersebut. Dan jadikan warna kepada kami adalah orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, iaitu dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dengan dengan tidak dipandu atau diperintah untuk tunduk kepada yang di Timur atau yang di Barat ataupun orang yang ahli fikir atau sesiapa pun juga yang tidak mempengaruhi kepada kita untuk taat kepada mereka melainkan hanya taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Maka, saya akan akhiri dengan penghujung dan juga hasil atau buah bagi mereka orang-orang yang telah merealisasikan dirinya dengan sifat yang Allah sebutkan.
“Mereka itu adalah orang-orang yang dirahmati Allah.”
Ini yang dikatakan Tuhanku di dalam Al-Quran.
“Iaitu mereka itu adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah.”

Ya Allah jadikan kami daripada golongan mereka.
“Mereka itu adalah orang-orang yang dirahmati oleh Allah.”
“Mereka itu adalah orang-orang yang dirahmati oleh Allah.”
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Bijaksana.
Allah telah menjanjikan…
Allah telah menjanjikan…
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang beriman lelaki dan perempuan syurga-syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan tempat-tempat yang indah di syurga ‘Adn dan juga keredhaan daripada Allah Yang begitu Agung dan Besar, dan juga keredhaan daripada Allah Yang lebih Besar.
Alangkah manisnya kata-kata ini? Alangkah bersih dan manisnya pemberian daripada Tuhan Yang Maha Perkasa? Apakah hadiah yang ada di muka bumi ini di Timur dan di Barat apabila dibandingkan dengan pemberian Allah? yg diberikan oleh kerajaan atau yayasan? Maka tak ada apa pun pemberian yang boleh menandingi pemberian Allah.
Dan keredhaan daripada Allah Yang lebih Besar itulah kejayaan yang begitu jelas.
Wahai Yang tidak memungkiri janji, anugerahkan kepada kami semua pemberian-Mu itu. Jadikan kami orang-orang yang menghiasi diri dengan sifat-sifat yang Engkau sebutkan untuk mendapatkan janji yang Engkau janjikan. Dengan Rahmat-Mu Yang Maha Mengasihi.
Dan datang kepada kamu pada malam hari ini ramai daripada orang-orang yang datang dari pelbagai negara dan mereka adalah orang-orang yang berilmu. Dan juga hadir bersamu kamu ahli Parlimen Setiawangsa YB Dato Ahmad Fauzi bin Zahari. Dan semua yang hadir baik di sini baik daripada kalangan orang dewasa atau anak-anak muda yang membawa akan rahsia kemurniaan hati, dan sungguh Allah SWT melihat kepada hati kamu semua. Bagi Allah pemberian yang begitu luas, dan telah menjanjikan kepada kita semua bagi mereka yang duduk berzikir kepada Allah untuk dihapuskan dosanya dan digantikan dengan kebaikan. Moga-moga Allah meng’qabul’kan (menerima) kita semua. Jadikan kami semua orang-orang yang Kau qabulkan ya Allah. Setiap kami yang hadir di sini, tunjukkan wajah Nabi-Mu di hari kiamat. Tunjukkan kami wajah Nabi-Mu di hari kiamat. Tunjukkan kami wajah kekasih-Mu di hari kiamat. Seterusnya dilanjutkan dengan doa.
Nota: Mohon maaf dan teguran atas segala kekurangan. Mohon juga menonton video rakaman untuk rujukan terbaik.
Sumber : http://darulmurtadza.com/tausiyah-habib-umar-bin-hafidz-28-11-2014/

Friday, 12 December 2014

KASIH 21



Senyumanmu itu 
sungguh manis
ayu
memikat hatiku
menusuk ke dalam kalbu
seharian menari di mataku
mencuit di hatiku
sejambak rindu
harum selalu


Norlidar
12.12.2014