"AGAR MUDAH BERSABAR DAN BERSYUKUR"
 
 Al-Qur'an mengisahkan, bagaimana kesabaran Nabi Ayub AS menerima 
cubaan. Ia merasakan tiga penderitaan sekaligus, iaitu rasa sakit, 
kesedihan, dan kesendirian. Allah SWT mengujinya dengan harta, keluarga,
 dan penyakit.
 
 Hartanya musnah, ia ditinggal isteri dan tak lagi
 memiliki teman, dan ia menderita penyakit kulit akut. Ini seperti 
tertuang di surah al-Anbiya’ ayat 83-84. Ia tetap bersabar. 
 Buah kesabaran itu, ia akhirnya sembuh dan meraih kasih sayang Allah. 
 
 Bersabar tak hanya pada hal yang tidak disukai, tapi makna bersabar 
juga mencakup menahan diri dari nafsu ketika mendapat nikmat. Seperti 
kala mendapat promosi jabatan atau rezeki tak terduga.
 
 Beberapa
 cara bisa ditempuh untuk mudah bersabar. Ini sejatinya adalah 
‘perangkat lunak’ dalam diri kita sebagai anugerah dari Allah. Di 
antaranya ialah memperbanyak senyum. Jika sedang terbakar emosi, 
tersenyumlah. Senyum adalah obat hati yang mujarab. 
 
 Boleh juga 
dengan cara mengalihkan perhatian, yaitu melupakan masalah itu sendiri. 
Melupakan, bukan berarti lari dari masalah, tetapi menghindari 
keterpakuan terhadapnya. Cuba juga cara ini, iaitu tidak menelan 
mentah-mentah perkataan orang lain dalam hati. Saring atau tapislah baik-baik.
 
 Bagaimana dengan syukur?
 Hakikat syukur ialah mengungkapkan pujian kepada Sang Pemberi Kebahagiaan, iaitu Allah.
 Sebab, segala anugerah datang dari-Nya. Ini kemudian diterjemahkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari. 
 
 Bersyukur ertinya berbuat baik untuk diri sendiri dan orang lain. 
Dengan syukur, Allah akan mempermudah jalan bagi kita untuk meraih 
impian dan kejayaan. Tanpa disertai syukur, boleh dan mudah saja bagi Allah jika DIA berkehendak mencabut nikmat itu seketika. 
 
 Lalu, bagaimana membiasakan diri bersyukur?
 Ini boleh dilakukan setiap hari menjelang malam, salah satunya. Pejamkan
 mata dan renungkan apa saja kenikmatan di hari itu yang telah Anda 
terima. Berterima kasihlah kepada Allah dengan melakukan ketaatan secara istiqamah. Dengan begitu, kita akan 
menyadari bahwa nikmat Allah sangat besar.
 
 “Dan jika kamu 
menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan 
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha 
Penyayang.” 
 (QS an- Nahl : ayat 18).
 
 Dan, syukur harus 
menjadi sebab taat kepada Allah. Ketika banyak rezeki, jangan hanya 
dibicarakan, berbuatlah sesuatu yang bermanfaat. Bantulah sesama yang 
memerlukan. Tunaikan zakat dan bersedekahlah. kerana, kesemuanya itu 
adalah bukti nyata rasa syukur.
 
Wallahu'alam 
 
 
No comments:
Post a Comment