Monday, 21 May 2012

TERATAK IBU

Semalam kujejaki kaki
Di sekitar teratak ibu
Terdengar kembali
Suara gurau dan canda
Meski hakikatnya tiada suara

Kulihat pepohonan rimbun
Dalam waktu dulu
Tak begini tua
Sesungguhnya waktu
Pantas berlalu

Terbayang wajahmu
Cerianya kita bersama
Membelai jiwa
Dalam kata
Di pinggir dapur
Memegang periuk dan belanga
Sedang hati kita penuh CINTA

Terhidu masakanmu
Di pagi hari itu
Kukusan manis
Buat bingkisan ke perkelahan

Terlihat olehku
Peluh yang mengalir
Saat kau tiupkan api
Bukan di bawah belanga
Tapi semangat ke jiwaku
Aku sendu

No comments:

Post a Comment